Kamis, 05 Januari 2017

PENARIKAN KEMBALI PRODUK HP SAMSUNG GALAXY NOTE 7, TABLET GAMING SHIELD NVIDIA DAN CHIPSET INTEL

TUGAS ETIKA PROFESI (SOFTSKILL)

PENARIKAN KEMBALI PRODUK HP SAMSUNG GALAXY NOTE 7, TABLET GAMING SHIELD NVIDIA DAN CHIPSET INTEL







Disusun Oleh :



Nama :    1. Ade Jayadiirian ( 20413139)

2.  Eko Wahyudi (22413846)

3.  Indra Adi Wardani (24413381)

4.  Rizqi Purwo Santoso (28413022)


Kelas :    4IC01





JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

                                                   2016


BAB I

PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman yang begitu pesat, timbul beberapa perubahan dan perkembangan yang sangat signifikan terhadap era baru yang tumbuh diantara kehidupan manusia. Beberapa hal yang dahulu mungkin dianggap mustahil saat ini begitu banyak digunakan dan dimiliki oleh setiap manusia, yaitu kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi yang semakin hari semakin luar biasa, semuanya tidak terlepas dari sebuah filosofi teknologi yang memang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Teknologi ini digunakan sebagai sarana atau media untuk memungkinkan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan atau membantu kehidupan sosialnya yang menjadi lebih mudah dan praktis, salah satu teknologi tersebut yaitu teknologi sistem informasi dan telekomunikasi.

Teknologi informasi dan telekomunikasi saat ini merupakan sebagai kebutuhan yang primer di zaman era modern, dan akibat perkembangannya dan permintaan konsumen yang begitu besar membuat beberapa vendor produsen yang sebelumnya telah bergelut dibidang teknologi ingin mencicipi sengitnya persaingan pada penerapan bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Penerapan dari bidang ini salah satu produknya adalah Handphone dan Laptop.

Tidak dapat dipungkiri handphone dan laptop adalah sebuah perkembangan teknologi yang selalu menjadi kebutuhan manusia, maka beberapa vendor yang ikut bersaing diera ini salah satunya adalah produsen Samsung dan Nvidia, ini adalah salah satu produsen yang ikut meramaikan teknologi handphone dengan berbagai jenis produk dengan spesifikasi yang selalu mengikuti kebutuhan setiap konsumen. Kemudian untuk mendukung kinerja handphone atau laptop maka muncul sebuah prangkat elektronika yang berfungsi sebagai otak dari sebuah sistem teknologi yang digunakan untuk mengolah dan mengoperasikan sebuah perangkat elektronik yaitu Chips, salah satu vendor terbesar yang memproduksi adalah perusahaan Intel.

Semakin meningkatnya persaingan diantara produsen teknologi, membuat semua produsen berbondong-bondong untuk membuat produk yang sangat berkualitas untuk menarik perhatian konsumen. Namun peningkatan ini terkadang membuat sang produsen menjadi lengah terhadap perangat yang mereka buat, salah satu faktor yang sering terlupakan adalah faktor keamanan dari penggunaan perangkat elektronik tersebut. Maka dari itu produsen harus dapat

meningkatkan  kualitas  dan  jaminan  keamanan  pada  perangkat  yang  mereka  buat  untuk

konsumen atau user.




BAB II

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

Kemajuan teknologi dibidang informasi dan telekomunikasi membuat beberapa produsen bersaing salah satunya Samsung, Nvidia dan Intel. Namun, karena beberapa kesalahan yang terjadi pada saat produksi baik penggunaan perngkat bahan baku yang salah atau dalam proses pembuatan yang kurang tepat membuat terjadinya kegagalan produk ang dapat membahayakan konsumen, hal ini perlu dilakukan tindakan oleh pihak perusahaan untuk diberikan solusi bagi kegagalan perangkat ini, salah satu solusi yang terjadi adalah Recall atau penarikan kembali pada sebuah produk yang mengalami kegagalan. Dibawah ini adalah contoh beberapa produk yang mengalami terjadinya kegagalan produk, sehingga produk tersebut dilakukan recall dan pergantian yang baru dan lebih aman, diantaranya :


1.                  PENARIKAN KEMBALI HANDPHONE SAMSUNG GALAXY NOTE 7 akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan penarikan perangkat elektronik Hp Samsung galaxy note 7 secara besar-besaran, ini dikarenakan terjadi beberapa kasus didunia dimana perangkat ini terbakar saat sedang melakukan proses pengisian baterai, sehingga beberapa otoritas atau lembaga terutama lembaga transportasi pesawat terbang melarang pengguna Hp ini untuk menaiki pesawat, yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.


·         Penjelasan Teknis Permasalahan Pada Baterai Galaxy Note 7 



Menyusul adanya laporan mengenai kasus ponsel yang terbakar saat sedang mengisi daya. Menanggapi isu yang beredar, pihak perusahaan mengakui akan melakukan investigasi mendalam dan menemukan adanya masalah serius pada sel baterai. Meski tergolong sebagai
kasus yang jarang ditemui, pihak perusahaan mencatat sejauh ini sudah ada 35 laporan dari 2,5 juta ponsel yang telah diproduksi. Biasanya, kasus kegagalan baterai terjadi 1 dibanding puluhan juta unit. Sebagai informasi, mayoritas ponsel pintar saat ini termasuk Galaxy Note 7, menggunakan baterai isi ulang jenis lithium-ion (Li-ion). Yang menjadikan baterai rentan terbakar yakni reaksi kimia dalam energi padat di dalamnya saat perangkat dioperasikan.
Donal Finegan, seorang insinyur kimia di Universitas College London seperti dilaporkan Forbes mencatat kegagalan baterai kerap terjadi karena adanya kenaikan suhu yang relatif drastis. Hal itu bisa terjadi karena faktor lingkungan, misalnya meletakkan ponsel di dashboard mobil saat cuaca panas, sehingga suhu di luar dapat ditransfer ke baterai dari komponen yang terdapat di dalam ponsel. Proses meningkatnya panas baterai juga bisa disebabkan oleh masalah sel di dalam baterai itu sendiri, seperti halnya yang terjadi pada Galaxy Note 7.
Meski kejadian ini tergolong sangat langka, namun Donal menyebut peningkatan panas juga didorong karena sistem manajemen baterai yang kurang baik. Ponsel pintar saat ini sudah dibekali sebuah chip yang dapat menghentikan arus listrik yang masuk saat baterai telah terisi penuh. Hanya saja ketika chip rusak, maka baterai menjadi seakan-akan sudah penuh.

Hal inilah yang kemudian bisa memicu baterai terbakar hingga mengeluarkan ledakan. "Selain karena faktor eksternal, faktor internal seperti arus listrik yang masuk dan keluar tidak stabil juga menjadi penyebab baterai mudah terbakar dan meledak," kata Donal.

Plus minus baterai Li-ion Selain ponsel pintar, baterai Li-ion sebenarnya juga dipakai pada perangkat laptop dan mobil pintar. Selain biaya produksi yang lebih murah, dari segi perawatan baterai ini juga terhitung lebih mudah dan tidak mengandung zat berbahaya. Kelebihan lain dari baterai Li-ion yakni kemampuan mengisi ulang yang bisa mencapai siklus pengisian hingga 1.000 kali. Dengan kata lain densitas energinya cukup tinggi, meski ukurannya relatif lebih kecil. Hanya saja kemampuan baterai akan menurun, dengan masa pemakaian normal sekitar 3 tahun dari tanggal produksi, meski baterai dalam kondisi tidak dipakai.
Bukan hanya itu, baterai Li-ion juga sangat sensitif terhadap temperatur tinggi. Cuaca panas akan membuat masa pemakaian baterai menjadi cepat habis, yang tentu bisa mempercepat masa pemakaian normal.
Tanpa mekanisme pendingin, Meski sama-sama berjenis Li-ion, sayangnya kemampuan baterai ponsel justru lebih rentan dibandingkan pada laptop atau mobil listrik. Meski sama-sama dihadapkan pada suhu tinggi, baterai Li-ion pada laptop atau mobil listrik memiliki kipas sebagai pendingin. Hal inilah yang membuat panas pada baterai tidak menyebar ke area sekitarnya. Sementara mekanisme serupa tidak dimiliki oleh telepon genggam. Ketika suhu pada baterai meningkat, panas dengan cepat menyebar ke area luar baterai. Saat hal ini terjadi, maka suhu yang dihasilkan dengan mudah menyebar ke komponan lain di sekitarnya.
Energi padat yang terdapat dalam baterai ditambah suhu panas yang bisa mencapai 100ÂșC, bisa merusak material yang terdapat di dalamnya. Bahan kimia di dalam baterai akan bereaksi kemudian melepaskan energi sendiri sehingga mempercepat pemanasan.

·         Langkah Yang Dilakukan Perusahaan Samsung Pada Permasalahan Ini 





Isu baterai yang mudah terbakar memaksa Samsung menarik kembali semua produk Galaxy Note 7, tak terkecuali di Indonesia. Meski belum ada produk yang sampai ke tangan pembeli, Samsung terpaksa harus menunda sementara rencana pengiriman ponsel ke sejumlah konsumen yang telah melakukan pemesanan awal (pre-order). "Sebenarnya untuk recall tidak berlaku di Indonesia, karena barangnya belum sampai ke pemesan. Hanya memang kami akui ada keterlambatan stok untuk memenuhi pemesanan Galaxy Note 7," ungkap Marketing Director
IT        &         Mobile         Samsung         Electronics         Indonesia         Vebbyna         Kaunang
kepada CNNIndonesia.com melalui surat elektronik yang diterima.
Awalnya, pemesan Galaxy Note 7 dijanjikan akan menerima pesanan pada 1 September.
Namun,  akibat  sejumlah  kendala  yang  tidak  dijelaskan  lebih  rinci,  Samsung  kemudian
mengundurkan  jadwal  pengiriman  menjadi  16  September  sebelum  akhirnya  dibatalkan.
Pada akhirnya, saat isu cacat baterai kian ramai diperbincangkan, Samsung akhirnya menyatakan permintaan maaf karena tidak bisa memberikan Galaxy Note 7 sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak perusahaan berjanji akan mengembalikan 100 persen uang yang telah dibayarkan oleh pemesan. "Samsung akan melakukan pengembalian dana pembelian secara utuh kepada konsumen yang telah melakukan pre-order," imbuhnya. Selain itu, Vebbyna juga menyatakan penyesalannya karena pihak perusahaan belum dapat memberikan tanggal pasti ketersediaan Galaxy Note 7 di Indonesia.

Sebagai bentuk kompensasi, selain pengembalian uang, pemesan juga akan mendapatkan voucher belanja sebesar Rp1 juta dan voucher potongan Rp2 juta untuk pembelian Galaxy Note 7 saat barangnya sudah tersedia. "Saat barangnya sudah tersedia di Indonesia, kami akan kembali membuka pre-order dan pemesan yang saat ini sudah memesan tapi dibatalkan, akan diprioritaskan," ucapnya lagi.
Keputusan penarikan dan penghentian penjualan produk dipicu oleh 35 laporan meledaknya baterai Galaxy Note 7 di berbagai tempat saat sedang mengisi daya. Sejauh ini, Samsung telah menjual 2,5 juta unit ke pasar setelah beberapa pekan memperkenalkan produk barunya. Akhirnya dengan masalah ini Samsung menarik 2,5 juta unit Galaxy Note 7. Tindakan ini diprediksi membuat Samsung merugii hingga US Dolar 5 Miliar atau setara dengan Rp. 66 Triliun, perkiraan tersebut dihitung oleh analis Strategy analytics dengan menggabungkan biaya recall dan kerugian penjualan.
Meski pihak perusahaan mengakui jika masalah baterai hanya terjadi pada 0,1 persen dari seluruh produk yang terjual, namun upaya penarikan dan penghentian penjualan produk tetap ditempuh untuk meminimalisir kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

2.                  PENARIKAN KEMBALI PRODUK TABLET NVIDIA GAMING SHIELD

Salah satu produsen terbesar ang merukan vendor produksi perangkat elektronik prosesor
yang bernama Nvidia, akhirnya mengeluarkan perintah untuk melakukan penarikan kembali pada produk yang telah diproduksinya, Nvidia merupakan perusahan yang telah ikut meramaikan pasar elektronik, dimana perangkat yang diproduksinya telah diterapakan pada beberapa perangkat eletronik seperti laptop, Hp dan lainnya. Nvidia terkenal dengan perngkat elektronik yang memberikan kualitas tampilan layar yang sangat bagus dan memiliki performa sangat baik untuk para pencinta games pada perangkat elektroniknya.


Penjelasan Mengenai Permasalahan Pada Perangkat elektronik Tablet Nvidia Gaming Shield

Penarikan ini disebabkan oleh adanya resiko kebakaran yang ditimbulkan oleh baterai yang mengalami overheating. Terkait hal tersebut, pihak Nvidia tidak menjelaskan secara rinci kondisi-kondisi. Sebelumnya, Nvidia mengklaim bila tablet Shield memiliki kemampuan untuk mengatasi baterai yang mudah
mengalami overheating. Perusahaan itu menyebutkan bila perangkat gaming itu dirancang secara khusus agar memiliki kemampuan untuk meminimalisir panas dua kali lebih baik dari tablet biasa. Dengan begitu, pengguna bisa bebas bermain game tanpa membuat tablet lekas panas. Tablet gaming canggih Shiled merupakan perangkat yang berjalan di sistem operasi berbasis Android. Dirilis pertama kali pada 29 Juli 2014, perangkat tersebut langsung menyita perhatian para gamer. Bahkan, Shield dianggap sebagai salah satu perangkat gaming Android terbaik. Menjelang liburan Natal tahun lalu, tablet Shield Nvidia termasuk salah satu produk yang amat diminati. Momen tersebut amat mendukung penjualannya lantaran tablet gaming bisa menjadi hadiah ideal. Berdasarkan data, penjualan Shiled bersaing sengit dengan tablet bikinan Apple dan Samsung.

Langkah besar yang diambil perusahaan yang berspesialisasi di bidang manufacturing komponen komputer itu membuahkan hasil. Para pengguna amat puas dengan kinerja yang dihasilkan oleh tablet gaming Shield. Bahkan, tak sedikit review positif yang diberikan oleh para pakar terkait produk tersebut. Salah satu hal yang membuat tablet Shield mencolok adalah pengalaman gaming berbeda yang ditawarkannya. Segala elemen yang mendukung aktivitas gaming menjadi perhatian utama Nvidia dalam merancang Shield.

·         Langkah Yang Dilakukan Perusahaan Samsung Pada Permasalahan Ini

Berdasarkan surat edaran, Nvidia menarik tablet Shield yang dijual pada Juli 2014 hingga

2015. Perusahaan tersebut juga meminta pengguna untuk menyerahkan klaim agar perangkat bisa segera diganti. Nvidia juga menambahkan, penarikan kembali tersebut hanya berlaku untuk tablet gaming Shield dan tak ada dampaknya terhadap produk-produk yang lain. Tablet-tablet yang memiliki kode baterai B01 tak ditarik. Hanya tablet yang memiliki kode baterai Y01 yang harus dikembalikan ke pihak Nvidia untuk diganti perangkat baru. Dalam upaya penarikan tersebut, Nvidia bekerjasama dengan pemerintah terkait untuk memastikan jika penarikan tablet tersebut sesuai dengan prosedur.




3.                  PENARIKAN KEMBALI PERANGKAT ELEKTRONIK CHIPS OLEH PRODUSEN INTEL

Intel merupakan perusahan besar yang memproduksi komponen perngkat elektronik untuk produk telekomunikasi. Sejak dahulu intel telah ikut meramaikan pasar elektronik dengan menciptakan produk-produk atau komponen yang memiliki kualitas yang sangat baik. Akhir-akhir ini intel sempat melakukan penarikan pada salah satu komponen perangkat elektroniknya akibat beberapa permasalahan ang dapat membahaakan pengguna atau user, aitu perngkat cip dari chipset prosesor 'Core Series' buatan Intel yang ditemukan dalam kondisi cacat. Diperkirakan sekitar 8 juta chip dalam kondisi cacat.


·         Penjelasan Permasalahan Pada Komponen Produk Intel Chipset Prosesor

Cip yang diberi nama 'Cougar Point' adalah salah satu cip pendukung chipset 'Sandy Bridge' (untuk prosesor generasi kedua Intel Core), yang dirilis ke pasar sejak 9 Januari 2011. Diperkirakan sekitar 500.000 unit sistem yang telah terakit ditemukan mengalami cacat desain.







Chuck Mulloy, Direktur Komunikasi Intel Corp, seperti dilansir Wired menyatakan bahwa cip tersebut sesungguhnya telah melalui proses pemeriksaan kualitas. Akan tetapi, setelah Intel menerima barang kembali dari konsumen sekitar sepuluh hari yang lalu, Intel mulai melakukan uji ulang dengan tekanan yang lebih intensif, disimulasikan bahwa dalam penggunaan normal processor seharusnya bisa dipakai untuk kurun waktu lebih dari tiga tahun.

Secara spesifik, Mulloy mengatakan bahwa akar kesalahan berasal dari desain pada port serial-ATA (SATA)-nya chipset Sandy Bridge. "Pada hari pertama atau kedua menggunakan komputer atau laptop yang menggunakan cip tersebut, Anda tidak akan menemukan masalah," kata Mulloy. "Tetapi, setelah 3 tahun berlalu, kita akan menemukan degradasi dalam sirkui port 2 dan 5. Kita akan menemukan tingkat kegagalan sekitar 5 hingga 20 persen dari chipset resebut untuk kurun waktu dua atau tiga tahun, dan menurut kami, itu tidak bisa diterima," Mulloy menambahkan. "Hal ini baru ketahuan setelah dilakukan pengujian berulang-ulang, dan begitu ketahuan langsung diputuskan untuk mengganti chip tersebut," jelas Mulloy.

Intel sebagai salah satu pabrik prosesor terbesar di dunia ini sekarang sedang sibuk memperbaiki 'cougar point', yaitu dengan menambahkan pelapis pada setiap bagian metal yang berada di luar cip tersebut.

Meskipun tergolong perbaikan yang mudah, tetap saja membutuhkan waktu satu bulan untuk memperbaiki chip-chip yang sesungguhnya telah selesai diproduksi. Intel memperkirakan, proses

perbaikan chip baru akan selesai akhir Februari 2011, dan baru akan produksi dengan kapasitas

penuh pada bulan April 2011.

·         Langkah Perusahaan Dalam Permasalahan Ini

Akibat  permasalahan  ini,  salah  satu  produsen  yang  menggunakan  chipset  ini  yaitu

Samsung meminta diskon, kemudian NEC menahan penjualan. Intel memperkirakan kerugian akan mencapai 1 miliyar. Intel segera menahan pengiriman berikutnya dan menyiapkan proses penarikan barang yang telah beredar untuk diganti.

Ini bukan untuk pertamakalinya chip buatan intel ditemukan dalam kondisi cacat. Tentu kita masih ingat tahun Intel mengalami kerugian hingga 475 juta dollar AS ketika ditemukan bug pada Pentium FD IV di tahun 1994. Angka yang terbilang besar mengingat rasio kemungkinan cacat produk tersebut saat itu bisa dikatakan sangat kecil 1 berbanding 9 miliar chip. Akan tetapi akibat lambatnya respon dari Intel, saat itu berita buruk mengenai produk Intel menjadi bulan-bulanan media dan publik.

Dengan respon yang lebih cepatpun saat ini, tetap saja Intel harus membayar mahal atas penarikan cip Cougar Point. Mereka memperkirakan kerugian akan mencapai 1 miliar dollar AS untuk kuartal pertama (setelah memperhitungkan kehilangan revenue, biaya perbaikan cip, dan biaya penggantian).

Berita  ini  dengan  cepat  menjalar  hingga
ke  pabrik-pabrik
pembuat  perangkat
keras. Samsung telah  meminta  diskon  kepada  pihak
Intel  untuk  chipset
Sandy  Bridge  yang

mereka terima menurut Bloomberg. NEC mungkin akan menahan rencana mereka untuk merilis empat produk PC baru mereka yang kebetulan menggunakan chipset yang sama.

Acer dan Lenovo juga sempat mempromosikan hardware untuk dirilis di 2011 ini, konon rencananya akan menggunakan chipset yang sama Sandy Bridge. Tetapi produk line baru Sandy Bridge yang akan mendukung PC tablet Acer terbaru tidak mengalami cacat, seperti yang disampaikan oleh juru bicara Acer, Kelly Odle.

Generasi terbaru laptop 'IdeaPad' dan desktop 'IdeaCentre' keluaran Lenovo, kemungkinan besar menggunakan chipset Sandy Bridge yang mengalami cacat desain tersebut, seperti disampaikan oleh Ray Gorman (juru bicara Lenovo) kepada Wired.




BAB III

KESIMPULAN
Dari permasalahan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi yang maju merupakan sebuah penciptaan yang membutuhkan ketelitian dan kerja keras yang tidak mudah, seperti dibidang informasi dan telekomunikasi. Teknologi diciptakan untuk tujuan mempermudah kerja manusia, namun ada kalanya produsen-produsen yang sudah lama meramaikan pasar perangkat elektronik di kanca dunia pun membuat kesalahan mendasar yang membuat produk yang diciptakannya mengalami gagal produksi dan perlu dilakukan langkah-langkah efektif oleh perusahaan, salah satunya adalah penarikan kembali produknya dan diganti dengan produk yang aman. Seperti contoh pada produk perangkat elektronik Samsung Galaxy Note 7 dan Tablet Gaming Shield dari Nvidia, dimana perangkat ini digadang-gadang menjadi perangkat yang akan suskes dalam pemasarannya dengan spesifikasi yang memang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Namun yang terjadi sebaliknya, akibat beberapa kesalahan saat produksi, perangkat tersebut malah membuat bahaya pada penggunaanya diamana permasalahan utamanya adalah baterai. Baterai yang digunakan oleh perangkat ini tidak tahan jika digunakan dalam keadaan stress (dalam tekanan), kekurangan yang telah dianalisa ternyata baterai ini kurang memiliki pendinginan yang baik sehingga dapat membuat overheating menyebar pada komponen lain. Begitu juga dengan produk Intel, dimana chipset prosesor yang digunakan sebagai otak dalam mengoperasikan sebuah perangkat elektronik ini mengalami kegagalan setelah digunakan lebih dari 3 tahun, akibatnya intel menarik perangkatnya dan memperbaikinya. Dari permaalahan inilah kita dapat mengatakan bahwa sebuah penciptaan produk perlu dilakukan pengerjaan yang lebih teliti, dan pengujian yang sangat intensif. Terkadang produsen terlalu terlena dengan nama besar, maka agar tidak terulang produsen perlu langkah-langkah yang efektif dan tepat dalam proses produksi dan pengujiannya sehingga keamanan pengguna dapat dijamin dengan baik.




SUMBER REFRENSI


1.http://tekno.kompas.com/read/2011/02/04/16243659/Cip.Intel.Sandy.Bridge.Cacat..Kena pa

2.http://www.cnnindonesia.com/tv/20160905153000-402-156244/penarikan-global-samsung-galaxy-note-7/

3.http://www.pricebook.co.id/article/news/2015/08/12/1853/beresiko-terbakar-nvidia-tarik-tablet-gaming-shield

Tidak ada komentar:

Posting Komentar